Sabtu, 28 Juli 2012

Renungan di bulan Ramadhan

Jika anda menanyakan kepada seorang muslim, “Apakah anda mencintai Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Salam ?” Ia akan menjawab, “Benar, aku korbankan jiwa dan hartaku untuk beliau.” Tetapi jika selanjutnya ditanyakan, “Kenapa anda mencukur jenggot dan melanggar perintahnya dalam masalah ini dan itu, dan anda tidak meneladaninya dalam penampilan, akhlak dan ketauhidan Nabi?” Dia akan menjawab, “Kecintaan itu letaknya di dalam hati. Dan alhamdulillah, hati saya baik.” Kita mengatakan padanya, “Seandainya hatimu baik, niscaya akan tampak secara lahiriah, baik dalam penampilan, akhlak maupun keta’atanmu dalam beribadah mengesakan Allah semata. Sebab Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Salam bersabda, “Ketahuilah, sesungguhnya di dalam jasad itu terdapat segumpal daging. Bila ia baik maka akan baiklah seluruh jasad itu, dan bila ia rusak maka akan rusaklah seluruh jasad itu. Ketahuilah, ia adalah hati.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim) ================================================================== SERUAN menjalankan ibadah puasa tidak ditujukan kepada semua orang, melainkan hanya diberikan kepada orang yang telah beriman. Hal itu mudah dipahami, sebab tidak mungkin puasa dijalankan oleh orang yang tidak beriman. Orang beriman artinya orang yang percaya dan bisa dipercaya. Orang yang memiliki citra seperti itu, antara apa yang diucapkan dengan yang dilakukan adalah sama. Orang yang tidak percaya dan tidak bisa dipercaya, bisa saja mengatakan sedang berpuasa, padahal sesungguhnya tatkala sedang tidak diketahui orang lain, dia tidak berpuasa. Selama menjalankan puasa seseorang tidak saja dilatih menghindar dari makan, minum dan melakukan hal lain yang membatalkan puasa, tetapi juga harus mengkonsumsi makanan yang halal, baik dan barokah. Tidak selayaknya orang yang berpuasa mengkonsumsi makanan haram dan atau tidak jelas asal-usulnya. Keharaman barang yang dikonsumsi bukan saja terkait dengan zatnya, melainkan juga terkait dengan cara mendapatkannya. Suatu barang jika dilihat dari segi jenis dan zatnya halal, bisa jatuh menjadi haram dikonsumsi manakala barang tersebut diperoleh dengan jalan yang tidak dibolehkan, misalnya dari mencuri, hasil korupsi, merampas, dan lain sebagainya. Puasa yang dimaksudkan untuk meraih derajad taqwa, sebagaimana dikemukakan di muka, maka tidak cukup yang bersangkutan sebatas meninggalkan makan dan minum semata, melainkan seharusnya melakukan berbagai pendidikan dan pelatihan agar menjadi lebih baik hidupnya, baik dari aspek kehidupan batinnya atau qolb-nya, aspek pikirannya dan bahkan juga jasmaninya atau jasadnya. Oleh karena itulah maka tujuan puasa adalah agar meraih ketaqwaan la’allakum tattaqun”. Dengan pemahaman seperti ini, maka puasa dijalankan sebagai upaya untuk memperbaiki perilaku, watak, karakter manusia secara menyeluruh, yang dalam bahasa Islam disebut sebagai upaya memperoleh derajad taqwa itu. ================================================================= ==Tausiyah Ramadhan== * Ust. Farid Wadjdi – Kebahagiaan Sejati [MP3, 700KB] .: Download:. * Ust. Hafidz Abdurrahman – Ramadhan Bulan Perjuangan [MP3,780KB] .: Download:. * Ust. MR.Kurnia – Islam Kaffah [MP3, 773KB] .: Download :.